Langsung ke konten utama

Hi, 20!

Hi!
Sudah lama saya tidak menulis disini. Bahkan, sudah lama saya tidak membuka blog ini walau untuk sekedar melihat postingan kawan-kawan lama (kangen sekali dengan mereka). Tapi, rasa saya, suasana hati saya, masih sama, seperti terakhir kali saya menulis disini. Lebih parah mungkin...sesaknya.

I'm officially 20, now! Okay, not-officially-today-but-several-days-ago. Wow!! Sulit dipercaya sudah berkepala dua, walau hati belum berdua HAHA. Senang, masih diberi kesempatan hidup hingga tahun ke-20. Sedih, ingat bahwa hidup di dunia mungkin tinggal sebentar lagi. Sudah dewasa, katanya. Punya angka 20 di muka malah buat saya berpikir, apa aja sih yang saya telah lakukan selama 20 tahun ini? Belum ada. Belum terlalu banyak. Terutama untuk kebahagiaan orang tua, sahabat, dunia, atau bumi. Lebih sedih lagi ternyata di dalam hati ini masih terlalu banyak berharap sesuatu yang gak penting. Masih ingin senang-senang saja, masih ingin sedikit kejutan dari orang-orang terdekat. Masih terlalu kecewa karena tidak mendapatkannya. Kesimpulan : masih belum dewasa. Lalu, kapan mau dewasanya?

Rasanya sedih kalau ingat satu tahun lalu, di bulan yang sama, ketika semua masih disini. Bahkan ada dia, kamu. Rasa itu memang sudah pudar, cerita kita juga sudah berakhir. Apa? cerita kita? Maaf, maksudku cerita yang kubuat sendiri skenarionya di kepala dengan hatiku sebagai sutradaranya. Cerita dimana kamu ada disitu, kamu ciptaan otakku. Setidaknya itu katamu beberapa bulan lalu, di depan teman-temanmu. Apa katamu? "baper"? Sedih ya, sakit, kecewa. Tapi, mau bagaimana lagi. Setidaknya terima kasih, pernah memberi manis walau dengan after taste pahit. Saya sudah banyak belajar. Kamu sudah tergantikan sekarang, tentu saja, aku punya banyak laporan yang butuh diurusi lebih dari kamu.

 I'm free like a bird singing in the rooftop in sunny days.

am I oversensitive? Yes, definitely. Terlalu mudah terbawa alur perasaan, bahkan hanya dengan membaca postingan-postingan lama tentang kamu. Tertawa kecil, tidak mengerti bagaimana bisa saya menulis seperti rasa saya sekeras itu padamu. Nyatanya tidak juga, saya masih hobby tertawa tanpa ada kamu disekitar saya.

Jangan takut, apalagi menjauh seperti dulu. Saya bukan virus atau mikroba, ah kamu tiap hari juga mengurusi mikroba. Kita itu teman. Awalnya teman dan akan selalu jadi teman, kan?

anyway, selamat masuk blog saya lagi! Selamat datang sebagai teman :)






I'm listening to a radio where kangen by dewa 19 is playing....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RASA by Nuril Basri (Nyoba Review)

  Aku merasa seperti seorang gadis tua. Seorang gadis berumur 29 tahun yang tidak mengerti apa pun tentang dirinya yang tidak tahu apa yang diinginkannya dalam hidup ini. Aku sebuah bola besar yang menggelinding kebingungan. * Buku ini aku dapat dari giveaway  yang penulisnya buat di twitter tahun 2019. Jujur (dan sorry) aku sebenarnya tidak pernah tahu Nuril Basri. Memang pengetahuanku akan penulis juga kurang, karena buatku membaca seringnya hanya tentang cerita dan isinya. Jadi, seharusnya sih review ini terlihat cukup jujur. Pada cover buku ini tercantum kutipan menarik dari British Council " One of five Indonesian authors to read now " yang agak meningkatkan ekspektasiku. Ditambah lagi, tercantum juga bahwa beberapa karya dari penulis ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Malaysia dan Inggris, membuatku tambah penasaran. Di tahun 2019, setelah membaca halaman-halaman awal, aku merasa kurang motivasi untuk melanjutkan. Aku merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal, tap...

Terakhir deh ini (ruwet banget isi kepala w)

Ternyata cerita kita ini sampai pada akhirnya juga ya.  Walaupun bukan akhir seperti yang kita rencanakan di awal, tapi semoga sudah sesuai dengan yang kamu inginkan.  Sesuai kata-kata pisahmu waktu itu, yang tidak memberi aku pilihan jawaban, buat aku harus mengiyakan.  Sampai hari ini aku masih bertanya-tanya, ini salah siapa ya? Semua ini bisa saja memang benar salahmu, atau salahku? Atau salah kita? Iya, salahmu. Kamu yang bilang sendiri, ingin semua ini jadi serius.  Aku bilang, kita coba dulu pacaran, kenal juga baru kan?  Kamu yang bilang sendiri, oh sudah siap, sudah yakin sekali pokoknya dengan alasan ini itu. Kamu tahu kan, aku si hobi banyak mikir ini tidak semudah itu bisa percaya.  Tapi, kamu mulai cerita tentang hidupmu yang katamu ini belum banyak yang tahu.  Kamu yang bilang sendiri, kalau aku bisa terima itu semua, kita bisa lanjutkan cerita.  Kamu tahu kan aku bisa terima? Jujur saja sejak itu aku pikir, oh mungkin kali ini bena...

Haunted

Maybe you don’t know, The feeling of rejection, The broken thoughts, The lack ability to defend yourself… will haunt you… Before the important meeting you have to attend or along with the documents you evaluate. Yes, need to take a deep breath to focus on. In the middle of your pilates class. So, you have to take a deeper breath or you’ll be black out. Between your favorite TS’s bridge songs you listen everyday. A deep breath again, cause it should cheer you up. In every steps you take from work to a place you called home. Another deep breath to keep your balance, so you don’t fall in crowd. Even after a main scene of horror movie you try to watch. Pause - a deep breath - play. In all activities you did to distract, they’re always there. They haunted you. They haunted me.