Malam ini saya berencana untuk aktif menulis lagi. Sebetulnya sudah banyak ide di kepala. Bukan hanya malam ini, bahkan sejak berminggu-minggu yang lalu. Bahkan sejak saya masih harus memikirkan solusi khusus dan solusi umum, hingga kini saya menjadi pengangguran. Ah, tapi itulah saya. Lagi-lagi saya tidak tergerak. Hanya berpikir, berpikir, dan membayangkan. Berpikir terus akan sesuatu yang ingin saya tulis. Merangkai beberapa kata di kepala lalu hilang karna saya tak juga menuangkannya ke dunia nyata. Saya pernah berjanji untuk menulis cerita tentang masa kuliah tingkat pertama saya. Tentu saja, saya sudah memulainya. Baru beberapa kata, lalu saya kehilangan rasa untuk melanjutkannya. Mungkin nanti, entah kapan jika saya ada waktu. Tidak, saya memiliki banyak waktu sekarang. Saya sedang dalam libur semester yang berbulan-bulan. Saya di rumah saja dan sesekali pergi bersama teman-teman saya. Tapi lebih banyak waktu di rumah, menonton tv atau menonton drama korea yang entah mengapa jadi saya gandrungi. Tunggu saja. Beberapa hari yang lalu saya menemukan blog teman saya. Teman yang baru saya kenal beberapa bulan lalu. Wanita hebat. Saya menemukan sesuatu yang menarik pada tulisannya. Jadi, dia pernah melakukan kegiatan 'tantangan 30 hari ngeblog'. Dia kalah, katanya. Saya tidak tahu siapa lawannya, sepertinya seseorang yang spesial buat dia. Tapi bukan itu poinnya. Saya jadi ingin melakukan hal itu. 30 hari nonstop ngepost. Bebas saja apa yang isinya. Ah tapi, saya tidak punya seseorang yg spesial untuk menjadi lawan. Atau mungkin tidak perlu spesial, teman saja cukup, hanya sebagai pengisi liburan yang berhadiah.
Aku merasa seperti seorang gadis tua. Seorang gadis berumur 29 tahun yang tidak mengerti apa pun tentang dirinya yang tidak tahu apa yang diinginkannya dalam hidup ini. Aku sebuah bola besar yang menggelinding kebingungan. * Buku ini aku dapat dari giveaway yang penulisnya buat di twitter tahun 2019. Jujur (dan sorry) aku sebenarnya tidak pernah tahu Nuril Basri. Memang pengetahuanku akan penulis juga kurang, karena buatku membaca seringnya hanya tentang cerita dan isinya. Jadi, seharusnya sih review ini terlihat cukup jujur. Pada cover buku ini tercantum kutipan menarik dari British Council " One of five Indonesian authors to read now " yang agak meningkatkan ekspektasiku. Ditambah lagi, tercantum juga bahwa beberapa karya dari penulis ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Malaysia dan Inggris, membuatku tambah penasaran. Di tahun 2019, setelah membaca halaman-halaman awal, aku merasa kurang motivasi untuk melanjutkan. Aku merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal, tap...
Komentar
Posting Komentar