Langsung ke konten utama

walking through my past

"Cowok itu mungkin ditakdirkan untuk lebih cepat move on daripada cewek."

Beberapa hari yang lalu, temen gua tiba-tiba ngomong itu. Gak tau maksudnya apa dan gua juga lupa pada saat itu kita dalam konteks pembicaraan apa sampe dia ngomong gitu. Yang nyangkut, ya itu, cuma kata-katanya aja. Orangnya juga sih. Eh bercanda deng, hehe.

Tapi, yang dibahas bukan itu. Bukan juga karena gua belom move on dari pacar terakhir gua (entah kapan juga terakhir ngerasain pacaran.....smp, ha-_-). I'm perfectly moved on dari dia, trust me. Oiya, dan jangan tanya lagi siapa dia. Capek juga cerita dia mulu setiap ketemu sahabat baru. Makanya punya pacar lagi dooong, ghiin. Kebayang banget suara Farah kalo dia baca ini. Okesip, lupakan.

Jadi ceritanya, gua lagi keinget seseorang beberapa hari belakangan ini. Bukan seseorang yang sangat spesial juga sebenernya. Tapi memang pernah "hampir" menempati ruang kosong itu.

Seseorang dari masa lalu yang bayangnya mulai menghantui (lagi). Tapi, kali ini gua udah siap. Ready to face the truth. Kenyataan yang ternyata harusnya bisa gua ketawain kayak sekarang dari dulu, harusnya. Dulu gua lebih memilih kabur, lari. Gak dewasa, emang.

Bingung, entah mau dibawa kemana arah tulisan ini.

Disini, tempat gua kuliah. Kota hujan, selalu memanjakan gue dengan alamnya. Pemandangan Gunung Salak setiap pagi dan sore (terutama) yang selalu bisa bikin gue menganga. Beneran, gua pernah berdiri cengo di depan gerbang asrama pas sore menjelang magribh ngeliat gunung yang.... asli, kayak lukisan. Lukisan Allah swt paling keren emang. Tenang, waktu itu gua gak sendiri kok, sama temen gua yang tentu aja sama cengonya. Langitnya, kapan lagi liat bintang banyak banget, terang-benderang menghiasi langit. Kalo gak mendung juga sih itu juga. Tapikan... namanya juga gua anak norak banget, di Tangerang mana bisa liat bintang jelas banget kayak gini, kecuali pas mati lampu sih. Gue sampe pernah ngitungin bintang sama temen gua yang sama jarangnya liat bintang. Belom lagi hujannya. Namanya juga kota hujan. Kalo hujan, enak. Dingin. Udaranya dingin. Airnya dingin. Walaupun kalo lagi gak hujan sama panasnya sama kayak Tangerang.

Duh, gue jadi nyesel sempet ngapus postingan sebelumnya tentang apa-apa yang membuat gue betah berada di tempat yang "jauh" dari orang tua ini.

Yaudah, intinya sekilas itu aja. Alam disini bikin gue inget dia.

Dia yang suka alam. Suka gunung dan pernah daki gunung Salak.

Setiap gua liat gunung Salak, gue inget dia.

Dia yang suka bangga-banggain alam. Gue percaya aja, karena emang gue gak tau-tau banget soal begituan. Gue cuma suka saat dia cerita, sambil ketawa-ketawa, walaupun sometimes suka menjurus ke arah menyombongkan diri. Gapapa, dulu gue suka

Semuanya.

Jepang. Manga. Film. Gunung.

Tentang dia. Gua suka.

Dulu.

Sekarang, udah biasa aja sih. Gua juga sudah bisa menerima dia sebagai teman gua (lagi). Emang agak jahat sih sempet putus juga pertemannya, padahal gak ada kata lebih dari itu juga. Gua jahat ya... enggak, dia yang jahat. Atau setidaknya kita pernah sama-sama jahat.

Gua sekarang kangen sama dia. Katanya dia juga kangen sama gua. Tapi gak seperti dulu. Lebih-lebih gua juga cuma mau menertawakan kebodohan gue. Itu aja sih, haha.


Yaaaa setidaknya gue tau, kalo dari awal hanya teman biasa, pasti akan berakhir sebagai teman biasa saja juga kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RASA by Nuril Basri (Nyoba Review)

  Aku merasa seperti seorang gadis tua. Seorang gadis berumur 29 tahun yang tidak mengerti apa pun tentang dirinya yang tidak tahu apa yang diinginkannya dalam hidup ini. Aku sebuah bola besar yang menggelinding kebingungan. * Buku ini aku dapat dari giveaway  yang penulisnya buat di twitter tahun 2019. Jujur (dan sorry) aku sebenarnya tidak pernah tahu Nuril Basri. Memang pengetahuanku akan penulis juga kurang, karena buatku membaca seringnya hanya tentang cerita dan isinya. Jadi, seharusnya sih review ini terlihat cukup jujur. Pada cover buku ini tercantum kutipan menarik dari British Council " One of five Indonesian authors to read now " yang agak meningkatkan ekspektasiku. Ditambah lagi, tercantum juga bahwa beberapa karya dari penulis ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Malaysia dan Inggris, membuatku tambah penasaran. Di tahun 2019, setelah membaca halaman-halaman awal, aku merasa kurang motivasi untuk melanjutkan. Aku merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal, tap...

Terakhir deh ini (ruwet banget isi kepala w)

Ternyata cerita kita ini sampai pada akhirnya juga ya.  Walaupun bukan akhir seperti yang kita rencanakan di awal, tapi semoga sudah sesuai dengan yang kamu inginkan.  Sesuai kata-kata pisahmu waktu itu, yang tidak memberi aku pilihan jawaban, buat aku harus mengiyakan.  Sampai hari ini aku masih bertanya-tanya, ini salah siapa ya? Semua ini bisa saja memang benar salahmu, atau salahku? Atau salah kita? Iya, salahmu. Kamu yang bilang sendiri, ingin semua ini jadi serius.  Aku bilang, kita coba dulu pacaran, kenal juga baru kan?  Kamu yang bilang sendiri, oh sudah siap, sudah yakin sekali pokoknya dengan alasan ini itu. Kamu tahu kan, aku si hobi banyak mikir ini tidak semudah itu bisa percaya.  Tapi, kamu mulai cerita tentang hidupmu yang katamu ini belum banyak yang tahu.  Kamu yang bilang sendiri, kalau aku bisa terima itu semua, kita bisa lanjutkan cerita.  Kamu tahu kan aku bisa terima? Jujur saja sejak itu aku pikir, oh mungkin kali ini bena...

Haunted

Maybe you don’t know, The feeling of rejection, The broken thoughts, The lack ability to defend yourself… will haunt you… Before the important meeting you have to attend or along with the documents you evaluate. Yes, need to take a deep breath to focus on. In the middle of your pilates class. So, you have to take a deeper breath or you’ll be black out. Between your favorite TS’s bridge songs you listen everyday. A deep breath again, cause it should cheer you up. In every steps you take from work to a place you called home. Another deep breath to keep your balance, so you don’t fall in crowd. Even after a main scene of horror movie you try to watch. Pause - a deep breath - play. In all activities you did to distract, they’re always there. They haunted you. They haunted me.