Langsung ke konten utama

Postingan

Haunted

Maybe you don’t know, The feeling of rejection, The broken thoughts, The lack ability to defend yourself… will haunt you… Before the important meeting you have to attend or along with the documents you evaluate. Yes, need to take a deep breath to focus on. In the middle of your pilates class. So, you have to take a deeper breath or you’ll be black out. Between your favorite TS’s bridge songs you listen everyday. A deep breath again, cause it should cheer you up. In every steps you take from work to a place you called home. Another deep breath to keep your balance, so you don’t fall in crowd. Even after a main scene of horror movie you try to watch. Pause - a deep breath - play. In all activities you did to distract, they’re always there. They haunted you. They haunted me.
Postingan terbaru

Terakhir deh ini (ruwet banget isi kepala w)

Ternyata cerita kita ini sampai pada akhirnya juga ya.  Walaupun bukan akhir seperti yang kita rencanakan di awal, tapi semoga sudah sesuai dengan yang kamu inginkan.  Sesuai kata-kata pisahmu waktu itu, yang tidak memberi aku pilihan jawaban, buat aku harus mengiyakan.  Sampai hari ini aku masih bertanya-tanya, ini salah siapa ya? Semua ini bisa saja memang benar salahmu, atau salahku? Atau salah kita? Iya, salahmu. Kamu yang bilang sendiri, ingin semua ini jadi serius.  Aku bilang, kita coba dulu pacaran, kenal juga baru kan?  Kamu yang bilang sendiri, oh sudah siap, sudah yakin sekali pokoknya dengan alasan ini itu. Kamu tahu kan, aku si hobi banyak mikir ini tidak semudah itu bisa percaya.  Tapi, kamu mulai cerita tentang hidupmu yang katamu ini belum banyak yang tahu.  Kamu yang bilang sendiri, kalau aku bisa terima itu semua, kita bisa lanjutkan cerita.  Kamu tahu kan aku bisa terima? Jujur saja sejak itu aku pikir, oh mungkin kali ini bena...
Kayaknya mencintai seseorang itu pekerjaan paling capek, ya? Ikhlas kok cinta sendiri, katanya Halah, mana bisa begitu sepenuhnya Pasti ada rasa-ras ingin dikasih rasa yang sama Kira-kira kamu bisa gak? Aku cinta kamu Kata-kata yang klise sih Kadang juga keluar dari mulut doang Tapi bagus juga loh, kalo kamu bilang sekali-kali Biar aku tuh tau, aku lagi nunggu apa selama ini Kira-kira kamu bisa gak? Aku udah sering bilang kan, Aku mau kok nunggu kamu Tapi gak selamanya, kayak kata Raisa Jadi tolong lah sikapmu itu diperjelas Hidupku gak bisa cuma tentang ketawa-ketawa doang Kira-kira kamu bisa gak? Jangan-jangan nih ya, Jangan-jangan sebentar lagi capekku sampai batasnya Dibuat berekspektasi terlalu tinggi, juga kecewa berkali-kali Jangan-jangan nanti aku jadi kuat pergi Kalau nanti aku gak perduli lagi gimana coba? Kira-kira kamu bisa gak? *** Tulisan ini dibuat bulan Maret 2022 dan sudah diposting di instagram. Terinspirasi dari temen kantor yang ribut terus sama pacarnya karena masa...

RASA by Nuril Basri (Nyoba Review)

  Aku merasa seperti seorang gadis tua. Seorang gadis berumur 29 tahun yang tidak mengerti apa pun tentang dirinya yang tidak tahu apa yang diinginkannya dalam hidup ini. Aku sebuah bola besar yang menggelinding kebingungan. * Buku ini aku dapat dari giveaway  yang penulisnya buat di twitter tahun 2019. Jujur (dan sorry) aku sebenarnya tidak pernah tahu Nuril Basri. Memang pengetahuanku akan penulis juga kurang, karena buatku membaca seringnya hanya tentang cerita dan isinya. Jadi, seharusnya sih review ini terlihat cukup jujur. Pada cover buku ini tercantum kutipan menarik dari British Council " One of five Indonesian authors to read now " yang agak meningkatkan ekspektasiku. Ditambah lagi, tercantum juga bahwa beberapa karya dari penulis ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Malaysia dan Inggris, membuatku tambah penasaran. Di tahun 2019, setelah membaca halaman-halaman awal, aku merasa kurang motivasi untuk melanjutkan. Aku merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal, tap...

dua-lima

Tiba dimasa hidup bukan lagi tentang angka-angka di atas kertas. Bukan tentang siapa yang menang dari siapa, Tapi menyadari bahwa adanya makna, Pada setiap langkah dipijak, Pada setiap jalan dipilih. Merasa tercekat saat ditinggal orang-orang dekat. Sadari hidup sudah berputar pada porosnya masing-masing. Kesamaan tinggalah wacana basi di tahun-tahun lalu. Kamu punya waktumu sendiri, katanya.  Tapi sepi tetaplah sepi. Perasaan sedih seperti tertinggal bis dibelakang, kadang terasa nyata. Tapi, sebagai orang yang "dewasa", semua harus terlihat baik-baik saja. Banyak mimpi lama juga harus diganti realita. Berharap semoga masih ada peluang, barang setitik (.) Tapi semakin lama ternyata semakin hilang. Tanpa arah, terseok merakit mimpi baru yang "semoga" lebih nyata. Yakini, Kamu pasti bisa berdiri sendiri. Orang-orang bisa jadi sedang sibuk dengan dunianya sendiri,  Jadi, tidak akan mengerti kamu lagi. Ketika lelah "mencari", baiknya mungkin mulai "menja...

Mengurai pikiran

Hari ini, 10 Mei 2020, di rumah, ditengah pandemik covid-19 Selama dua bulan dirumah aja karena pandemik ini membuat aku lebih banyak berpikir, lebih banyak khawatir. Aku menemukan diri sendiri yang sudah hampir berumur 25 tahun ini masih banyak kekurangan yang tidak bisa ditoleransi lagi. Semakin insecure pada diri sendiri, secara fisik, sifat, bahkan sikap/attitude. Diumur setua ini, aku merasa sulit dalam mengambil keputusan. Bahkan, keputusan kecil seperti membeli barang di e-commerce pun mikirnya bisa berhari-hari. Seringnya juga malah gak jadi. Apalagi masalah jalan hidup. Pusingnya udah kayak mau sidang skripsi setiap hari. Rasanya takut. Takut memulai,  Takut dengan konsekuensi di depan, Takut menghadapi orang, Takut salah. Memang dari kecil sudah dikesankan bahwa "salah" itu gak boleh. Gak bisa ada kesalahan. Salah jawab saat ujian, belajar yang benar, jangan tolol. Itu yang selalu dipikiranku. Walaupun sekarang sudah dijelaskan "salah itu waj...

Dunia berubah, manusia belum tentu

Kejadian beberapa hari ini membuat aku banyak berpikir dan agak sedih. Hari itu di Senin pagi, aku melihat di aplikasi pengirim pesan "Papa is typing...". Agak lama aku menunggu tapi pesan itu belum juga dikirimkan Papa. Aku mulai panik, jangan-jangan ada apa-apa di rumah. Aku yang sudah beberapa bulan ini bekerja di kota lain, selalu dirasuki perasaan khawatir tentang keadaan orang tua di rumah. Akhirnya, pesan itu tiba. Aku hampir tersedak saat melihat pesan tersebut. Papaku menanyakan cara menggunakan laptop tanpa mouse, karena ternyata mouse kami rusak. Papa memang suka membantu ketua RT kami untuk membuat surat-surat tertentu. Biasanya ada mouse, tapi karena mousenya rusak Papa kesulitan menggunakan touch-mouse (?) di laptop. Kemudian, aku pun memberitahu caranya melalui pesan singkat itu. Dengan harapan Papa mengerti, walaupun ternyata ketika aku di rumah Papa masih kebingungan. Hal ini cukup menggelitik pikiranku. Teringat belasan tahun yang lalu, ketika aku masi...