Aku lihat abu-abu di pagi hari ini. Lalu, aku ingat akan warna-warni yang kau beri tahun-tahun lalu. Saat sang waktu masih rukun bersatu dengan langkah kita. Juga tawa, canda, cela bumbu indahnya cerita.
Aku ingat juga mimpi-mimpi yang muncul di setiap sela kata kita. Mereka masih malu-malu, tapi kita terus coba menghidupkannya. Kuat dan saling menguatkan. Waktu itu semua terlihat cerah biru, padahal kita bukan apa-apa dibandingkan dengan Semesta.
Tahun-tahun berikutnya, kini, Semesta berbisik: sudah ku bilang tidak semudah itu kan'. Bukan hanya waktu yang marah, jarak juga tidak lagi ramah. Hanya sapa dalam pesan kilat, juga doa sehabis sholat yang mampu menjaga kita ada.
Langit memang tidak selalu biru, kawan. Dan aku tidak selalu setegar karang. Tapi, semoga tanganmu selalu cukup kuat untuk menahan aku, ketika aku selalu ingin pergi terbawa arus air laut. Jauh dari genggamanmu.
•GK•
Tangerang, gelap tapi tidak hujan-hujan.
5/1/18
Komentar
Posting Komentar