Langsung ke konten utama

Trip to Singapore (part 1)

Hai!
Sekarang gue mau nulis tentang liburan super singkat gue bulan kemarin. Berhubung gue menghapus aplikasi instagram gue sehingga gue akan mengupload beberapa foto disini. Alasannya rahasia hehe (gak ada yang nanya juga ya T.T). Dan yak, sesuai judulnya, gue liburan ke Singapore selama 3 hari. 

Awalnya, ini adalah ide sahabat gue, Nida, untuk refreshing karena udah beres skripsi. Dia menemukan ada paket liburan sangat murah ke SG di airasia go, dimana sudah include hotel dan pesawat. Saat dia bilang itu, gue langsung oke karena emang murah banget. Kemudian, kita mulai ngajakin temen-temen yang sekiranya mau ikut. Karena mungkin waktunya sangat mepet (h-10 hari) dan lain hal, akhirnya kita cuma berangkat berempat (gue, Nida, Karin, dan Dinda).
Kemudian, setelah ditelusuri ternyata pembayarannya harus menggunakan kartu kredit dan ada tambahan pajak yang cukup besar, sedangkan kita yang notabene (mantan) mahasiswa masih kere gak punya kartu tsb. Akhirnya kita memutuskan untuk beli tiket pesawat dan hotel terpisah. 
Jadilah.... h-7 baru mesen tiket dan plan disana mau ngapain aja hehe.

***Day 1 (26/9)
Kita memilih untuk berangkat dengan pesawat siang hari sekitar jam 2an. Alasannya, ya karena harganya paling pas (Lion Air) hehehe. Sekitar jam 12 lewat, gue udah sampe di bandara, dianter bokap, dan yang lain belum pada dateng (bilangnya sih). Ternyata eh ternyata, mereka udah dateng (kecuali Nida yang emang mepet karena dari Bogor) dan tiba-tiba dateng bawa kue dengan lilin yang gak dinyalain. Selamat ya, gue gak tau dan gak ngerasa curiga sama sekali mau disurprisein hehehehehe. 

Happy birthday to me ya. Anw, thank you so much! smooch///

Kemudian, kita langsung lari-lari buat check in (lebay sih, karena emang udang mepet banget). Di ruang tunggu, kita sempet video call sama Gita juga yang lagi di Jepun wkwkwk ini penting gak?

 Foto di pesawat (kita berdua-berdua duduknya)

Setelah sekitar 1 jam perjalanan, kita sampai juga di Changi Airport. Kita keluar pesawat, isi imigrasi dan check out(?). Ada hal yang bikin malu buat gue disini. Jujur aja ini pertama kalinya gue naik pesawat, pertama kali juga ke luar negeri (#norak). Ketika di cek di imigrasi bandara Changi, gue kayak kaget gitu sih ditanya-tanya kolom yang belum diisi, mau jawab pake bahasa inggris malah jadi belibet karena kayak masih gak sadar gitu. Taunya, petugasnya bisa bahasa Melayu, terus gue diketawain. Oke, sekian.

Selanjutnya, kita langsung cari tempat beli tiket MRT. Rencananya kita mau beli yang 3-day unlimited pass seperti yang kita udah survey sebelumnya di internet. Ternyata, gak ada. Ada, tapi paketnya harus dicampur dengan tempat rekreasi dan lalala, sedangkan kita udah beli tiket tempat yang emang kita pengen kunjungin. Jadi, kita beli tiket biasa dan harus top up kayak tiket KRL gitu lah kalo di Indonesia. Harganya lebih mahal sih, 7 dollar dengan isi 5 dollar ya? Lupa hehe.

Waktu nunggu MRT di bawah Changi Airport (pake peta ya, takut nyasar wk.)

Dari bandara, kita langsung menuju hostel di Clark Quay, namanya Quarters hostel. Iya, hostel, supaya lebih murah hehe. Penampakan kamar hostelnya kayak di bawah ini kira-kira. Ya... kayak asrama gitu deh. Agak lebih sempit dan kamar mandi sharing di luar, tapi ac-nya dingin banget dan wifinya mantap sih. Untungnya karena saat itu hari kerja, jadi sepi.

 
Foto kedua diambil sebelum check out.

Setelah menaruh barang-barang, kita langsung pergi lagi ke tujuan pertama yaitu Orchard Road.
Disana, kita makan malem di Lucky Plaza. Sejauh ini, gue liat banyak makanan yang gak halal jadi cukup susah juga untuk makan. Akhirnya, setelah liat-liat kita memilih untuk makan steam boat ini. InshaAllah halal, harga terjangkau (sekitar 7 dollar, sumpah ini lebih mending dari yang lain), dan bapak penjualnya bisa bahasa Indonesia loh! Rasanya mantep kok, soalnya laper.

Makanan punya Dinda, bukan gue.

Abis makan, kita sempet liat-liat sebentar di Lucky Plaza, tapi karena udah malem kali ya jadi banyak yang udah tutup. Akhirnya kita jalan-jalan aja di Orchard Road.

Kata orang, belom kerasa ke SG kalo gak nyobain es krim SG ini. Padahal di mall-mall Indonesia sekarang udah banyak ya, di Botani juga ada kayaknya. Ya, ini rasanya beda sih... soalnya makannya di Singapore. Harganya sekitar 2 dollar. Abis itu, yaudah kita jalan-jalan, foto, dan duduk-duduk di pelataran mall yang udah hampir tutup. Saat itu udah sekitar jam 9 malem.


Ada cerita menarik di foto terakhir. Ketika lagi cari spot foto, Nida dipanggil mbak-mbak gitu kayaknya umurnya sekitar 25an untuk fotoin mereka. Kemudian, setelah ngobrol-ngobrol kita semua jadi kenalan dan kita akhirnya minta gantian sama dia buat fotoin. Pas difotoin, entah kenapa mereka jadi ikutan fotoin juga pake hp mereka sendiri...... kita bingung. Ternyata mereka adalah orang Filipina yang kerja di Singapore dan mereka sangat-sangat ramah. Katanya, kalau besok kita kesini lagi, mau diajak ke kantor mereka.... yaa gatau sih kapan. Perkenalan berakhir dengan tukeran Facebook (Nida sih yang tukeran). Nida udah cek belum?

Ketika udah agak maleman, akhirnya kita memutuskan untuk pulang ke hostel. Tapi, ternyata malah mampir lagi. Di jalan besar dekat hostel, ada kayak sungai gitu mungkin ya dan ada wahana yang ternyata ngehits banget itu. Yang di dalem kayak semacem kapsul trus di lempar-lemparin ke atas ke bawah, gue gatau namanya, itu banyak gitu deh video kocaknya di internet. Karena capek, kita ngemper duduk di pinggir sungai itu. Kayak galau, padahal cangkeul. Di sebrang sungai, ada semacem bar-bar gitu yang banyak lampu warna-warni. Bagus sih pemandangannya.

Hampir mirip di pinggiran sungai Cisadane Tangerang lah ya. Canda.

Setelah udah lama bengang-bengong selonjoran kaki, kita balik ke hostel. Istirahat, mandi dan tidur.
.
.
.
(to be continued)



ps: Semoga menarik!
Photo credit: dok. pribadi; kamera dinda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RASA by Nuril Basri (Nyoba Review)

  Aku merasa seperti seorang gadis tua. Seorang gadis berumur 29 tahun yang tidak mengerti apa pun tentang dirinya yang tidak tahu apa yang diinginkannya dalam hidup ini. Aku sebuah bola besar yang menggelinding kebingungan. * Buku ini aku dapat dari giveaway  yang penulisnya buat di twitter tahun 2019. Jujur (dan sorry) aku sebenarnya tidak pernah tahu Nuril Basri. Memang pengetahuanku akan penulis juga kurang, karena buatku membaca seringnya hanya tentang cerita dan isinya. Jadi, seharusnya sih review ini terlihat cukup jujur. Pada cover buku ini tercantum kutipan menarik dari British Council " One of five Indonesian authors to read now " yang agak meningkatkan ekspektasiku. Ditambah lagi, tercantum juga bahwa beberapa karya dari penulis ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Malaysia dan Inggris, membuatku tambah penasaran. Di tahun 2019, setelah membaca halaman-halaman awal, aku merasa kurang motivasi untuk melanjutkan. Aku merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal, tap...

Terakhir deh ini (ruwet banget isi kepala w)

Ternyata cerita kita ini sampai pada akhirnya juga ya.  Walaupun bukan akhir seperti yang kita rencanakan di awal, tapi semoga sudah sesuai dengan yang kamu inginkan.  Sesuai kata-kata pisahmu waktu itu, yang tidak memberi aku pilihan jawaban, buat aku harus mengiyakan.  Sampai hari ini aku masih bertanya-tanya, ini salah siapa ya? Semua ini bisa saja memang benar salahmu, atau salahku? Atau salah kita? Iya, salahmu. Kamu yang bilang sendiri, ingin semua ini jadi serius.  Aku bilang, kita coba dulu pacaran, kenal juga baru kan?  Kamu yang bilang sendiri, oh sudah siap, sudah yakin sekali pokoknya dengan alasan ini itu. Kamu tahu kan, aku si hobi banyak mikir ini tidak semudah itu bisa percaya.  Tapi, kamu mulai cerita tentang hidupmu yang katamu ini belum banyak yang tahu.  Kamu yang bilang sendiri, kalau aku bisa terima itu semua, kita bisa lanjutkan cerita.  Kamu tahu kan aku bisa terima? Jujur saja sejak itu aku pikir, oh mungkin kali ini bena...

Haunted

Maybe you don’t know, The feeling of rejection, The broken thoughts, The lack ability to defend yourself… will haunt you… Before the important meeting you have to attend or along with the documents you evaluate. Yes, need to take a deep breath to focus on. In the middle of your pilates class. So, you have to take a deeper breath or you’ll be black out. Between your favorite TS’s bridge songs you listen everyday. A deep breath again, cause it should cheer you up. In every steps you take from work to a place you called home. Another deep breath to keep your balance, so you don’t fall in crowd. Even after a main scene of horror movie you try to watch. Pause - a deep breath - play. In all activities you did to distract, they’re always there. They haunted you. They haunted me.